Aplikasikan Mata Kuliah Guiding Technics
Mahasiswa D3 Prodi Usaha Perjalanan
Wisata Akpar Majapahit Sukseskan Acara ”Bromo Midnight Tour”
MAHASISWA D3 Prodi
Usaha Perjalanan Wisata (UPW) Akpar Majapahit yang saat ini duduk di Semester II,
awal Agustus 2016, menyukseskan acara Bromo Midnight Tour (BMT), yang dihelat pada
Selasa (02/08/2016) malam hingga Rabu (03/08/2016) siang.
Kegiatan di luar kampus itu merupakan implementasi
dari mata kuliah Guiding Technics yang diajarkan Drs Gatot Harjoso kepada
mahasiswa Semester II Prodi UPW Akpar Majapahit. Kegiatan perkuliahan mahasiswa
Akpar Majapahit ini bertempat Gedung Graha Tristar Jl Raya Jemursari No. 244
Surabaya.
Sembilan mahasiswa Semester II yang menjadi peserta Bromo Midnight Tour (BMT) adalah Anita
Permatasari, Olga Claudia, Nikita Kinanthi, Diza Faiqotus, Sarah Ferina, Alexander
Stanley, Sari Julianti Ningrum, Dewa Ayu Kade Utami Dewi dan Andi Ira Issah,
sedangkan dua mahasiswa lainnya yakni Adinda Anastasia dan Eka Yuliany Kurniawati
berhalangan.
Mereka berangkat ke objek wisata Gunung Bromo yang sampai saat ini masih menjadi ikon wisata Jatim itu di dampingi Kaprodi UPW Akpar Majapahit Dewi Mariyanah M.Par dan Drs Gatot Harjoso, dosen Guiding Technics Akpar Majapahit.
Mereka berangkat ke objek wisata Gunung Bromo yang sampai saat ini masih menjadi ikon wisata Jatim itu di dampingi Kaprodi UPW Akpar Majapahit Dewi Mariyanah M.Par dan Drs Gatot Harjoso, dosen Guiding Technics Akpar Majapahit.
Kepada kru www.culinarynews.info,
seusai acara Bromo Midnight Tour (NMT), Jumat (05/08/2016), Dewi Mariyanah M.Par mengatakan, mahasiswa
yang menjadi peserta BMT ini otomatis dinilai oleh pihak akademik telah
mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) pada mata kuliah Guiding Technics yang diasuh Drs Gatot Harjoso, sedangkan mahasiswa
yang tidak berangkat diwajibkan membuat tugas terstruktur dari dosen.
Sesuai dengan run down acara Bromo Midnight Tour (BMT), mini bus full AC yang dipesan panitia ini bertolak kampus Akpar Majapahit Jl Raya Jemursari No. 244 Surabaya pada Selasa (2/8/2016) malam sekitar pukul 23.00 WIB langsung menuju objek wisata Bromo lewat Probolinggo.
Sesuai dengan run down acara Bromo Midnight Tour (BMT), mini bus full AC yang dipesan panitia ini bertolak kampus Akpar Majapahit Jl Raya Jemursari No. 244 Surabaya pada Selasa (2/8/2016) malam sekitar pukul 23.00 WIB langsung menuju objek wisata Bromo lewat Probolinggo.
Rombongan peserta Bromo Midnight Tour (BMT) yang biayanya
dipatok Rp 120.000 per orang itu sesampai di Sukapura, kawasan Bromo sekitar
pukul 01.30-02.00 (Rabu dini hari) untuk beristirahat sebentar, sebelum
meneruskan perjalanan ke Cemorolawang dengan menyewa jeep (jenis kendaraan four wheel drive).
Usai beristirahat sejenak di Sukapura, rombongan kemudian
melanjutkan perjalanan dengan menumpang jeep
–karena medannya memang cukup menanjak-- menuju Puncak Penanjakan (Cemorolawang), titik
tertinggi di objek wisata Bromo guna melihat detik-detik matahari terbit (sunrise) sekitar pukul 04.00-05.00 WIB.
Untuk perjalanan menuju Cemorolawang, rombongan
peserta Bromo Midnight Tour (BMT) itu
dibagi dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari lima dan enam orang
peserta. Kelompok I, Sari dan Claudia, dipercaya sebagai tour guide secara bergantian pada waktu opening-nya. Sedangkan kelompok II, Nikita dan Alexander secara
bergantian dipercaya menjadi tour guide
pada waktu closing-nya.
Sesampai di Cemorolawang, rombongan mahasiswa D3 UPW Akpar Majapahit yang di dampingi dua dosen pembimbing, Dewi Mariyanah M.Par dan Drs Gatot Harjoso menyempatkan diri untuk menyeruput kopi panas, teh hangat dan camilan –yang dijajakan pedagang kaki lima (PKL)-- untuk melawan dinginnya kawasan wisata Bromo.
Sesampai di Cemorolawang, rombongan mahasiswa D3 UPW Akpar Majapahit yang di dampingi dua dosen pembimbing, Dewi Mariyanah M.Par dan Drs Gatot Harjoso menyempatkan diri untuk menyeruput kopi panas, teh hangat dan camilan –yang dijajakan pedagang kaki lima (PKL)-- untuk melawan dinginnya kawasan wisata Bromo.
Hawa dingin hingga menusuk tulang itu dirasakan
betul oleh peserta BMT, sehingga ada beberapa mahasiswa yang membeli syal dan
penutup kepala yang dijajakan PKL di Cemorolawang, guna menghangatkan badan.
Agenda melihat sunrise dari Cemorolawang ternyata tetap banyak diminati turis domestik maupun mancanegara, meski kawah Gunung Bromo sesekali terjadi erupsi dan mengeluarkan asap putih dan terkadang membawa partikel debu halus.
Agenda melihat sunrise dari Cemorolawang ternyata tetap banyak diminati turis domestik maupun mancanegara, meski kawah Gunung Bromo sesekali terjadi erupsi dan mengeluarkan asap putih dan terkadang membawa partikel debu halus.
“Mereka masih tetap antusias mengunjungi objek
wisata Bromo. Justru fenomena erupsi ini yang menjadi daya tarik Bromo sebagai
salah satu ikon Jatim. Pokoknya objek wisata Bromo ini amazing banget,” terang Dewi Mariyanah, yang saat itu sempat
berkenalan dan berfoto selfie dengan seorang
turis asing.
Setelah menikmati sunrise di Puncak Penanjakan (Cemorolawang), keindahan kawasan Gunung Bromo dan keeksotikan yang lainnya, sekitar pukul 05.30, rombongan peserrta BMT kemudian melanjutkan perjalanan ke Kompleks Lautan Pasir Tengger di kaki Gunung Bromo.
Puas menikmati keindahan Bromo dan segala sisik meliknya, rombongan mahasiswa D3 Prodi UPW Akpar Majapahit kemudian kembali ke Surabaya dan tiba di kampus Akpar Majapahit sekitar pukul 14.00-an. Good bye and See You Tomorrow….
Setelah menikmati sunrise di Puncak Penanjakan (Cemorolawang), keindahan kawasan Gunung Bromo dan keeksotikan yang lainnya, sekitar pukul 05.30, rombongan peserrta BMT kemudian melanjutkan perjalanan ke Kompleks Lautan Pasir Tengger di kaki Gunung Bromo.
Puas menikmati keindahan Bromo dan segala sisik meliknya, rombongan mahasiswa D3 Prodi UPW Akpar Majapahit kemudian kembali ke Surabaya dan tiba di kampus Akpar Majapahit sekitar pukul 14.00-an. Good bye and See You Tomorrow….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar